Pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Berita tentang bertambahnya jumlah orang-orang yang terjangkit wabah Corona, setiap hari selalu ditayangkan di televisi. Jumlah pasien yang sembuh dan yang meninggal juga melengkapi informasi perkembangan sepak terjang wabah terhadap umat manusia, khususnya di Indonesia. Diberitakan juga, provinsi atau kabupaten/kota mana yang perkembangan ODP atau PDP sangat pesat. Jumlah penduduk yang terpapar wabah di daerah itu, kemudian menjadikan provinsi atau kabupaten tersebut diketegorikan dengan zona warna-warna tertentu.

Zona merah misalnya, wilayah yang termasuk zona  merah berarti wilayah dengan status bahaya risiko tinggi. Zona orange, risiko sedang. Zona kuning, risiko rendah. Zona hijau, menandakan bahwa daerah tersebut tidak atau belum terdampak. Selain status bahaya sebuah wilayah yang terpapar virus Corona, warna-warna tersebut juga digunakan untuk panduan protokol kesehatan yang harus diterapkan.

Tentu saja pemerintahan sangat tanggap akan zona wilayahnya. Diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar, merupakan upaya agar penyebaran Covid-19 bisa dicegah. Protokol kesehatan harus dijunjung tinggi dan diterapkan oleh seluruh anggota masyarakat. Tak terkecuali oleh para warga di sekolah-sekolah. Lembaga yang berkewajiban mencerdaskan bangsa ini harus tetap menjalankan fungsinya dengan koridor protokoler yang berlaku.

Kebijakan demi kebijakan yang terkadang dirasa mencengangkan, bergulir sebagai panduan berjalannya proses pembelajaran. Menuntut kesabaran dan kesadaran yang tinggi dari para guru dan siswa dalam mengimplementasi kebijakan-kebijakan tersebut. Hambatan demi hambatan pun hadir mewarnai berjalannya proses pendidikan. Harus menyerah dengan hambatan yang menghadang? Tentu saja harus dijawab dengan kata ‘tidak’. Belajar dan pembelajaran harus tetap berlangsung disesuaikan dengan keadaan yang terjadi secara alamiah ini. Indonesia Melawan Corona atau Indonesia Berdamai dengan Corona, di dalamnya mengandung cara agar manusia mempertahankan dan menjalani kehidupannya ke arah yang lebih baik.

Program atau kegiatan sekolah untuk kepentingan para siswa menuju kepada tangga kehidupan selanjutnya, satu-persatu diselesaikan oleh sekolah. Dimulai dari pembelajaran kelas dalam jaringan (daring) hingga proses evaluasi pembelajarannya. Ujian Sekolah hingga pengolahan nilai siswa yang berujung pada pelulusan siswa, juga dikerjakan dengan memanfaatkan jaringan internet. Penilaian Akhir Tahun, pengolahan nilai, dan diakhiri dengan kenaikan kelas, juga dituntaskan secara daring.

Hari Rabu tanggal 23 Juni Tahun 2021, SMK Negeri 4 Kuningan menggelar Rapat Pleno Kenaikan Kelas untuk kelas X dan kelas XI yang bertempat di Ruang Guru SMK Negeri 4 Kuningan. Rapat pleno ini memanfaatkan sebuah aplikasi yang sudah familiar digunakan di masa pandemi, yaitu Zoom. Rapat dipandu oleh wakasek kurikulum dan dipimpin oleh Kepala SMK Negeri 4 Kuningan, Ramdan, S.Pd., M.Si. Pukul 09.00, host sudah membuka rapat penting itu. Seluruh wali kelas terlibat dalam pembahasan hasil belajar para siswa kelas X dan XI. Satu-persatu wali kelas sebagai administrator kelas, melaporkan keadaan dan hasil belajar para siswa binaannya. Hasil belajar itulah yang kemudian menuju kepada lolos dan tidaknya seorang siswa untuk menduduki kelas yang lebih tinggi. Hal tersebut dikenal dengan kenaikan kelas.

Rapat Pleno Kenaikan Kelas dapat berlangsung dengan baik permasalahan yang muncul dalam rapat pun dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, serta dapat disetujui oleh seluruh peserta rapat. Pembahasan dan pembicaraan yang mengerucut kepada kelayakan siswa untuk naik kelas, diakhiri dengan kesimpulan dan hasil. Kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan, menyimpulkan dan mengesahkan hasil rapat. Berdasarkan hasil rapat pleno kenaikan kelas tahun pelajaran 2020/2021 disepakati dengan segala macam pertimbangan, memutuskan bahwa SMK Negeri 4 Kuningan menaikan seluruh siswa/i kelas X dan XI untuk dapat melanjutkan proses pendidikan di tingkat berikutnya.