1659129089-pendidikan-latihan-disiplin-siswa-plds-tahun-2022-hari-pertama.png

Pendidikan Latihan Disiplin Siswa (PLDS) Tahun 2022 Hari Pertama

Setelah rangkaian kegiatan minggu lalu yang telah dilalui dan dilaksanakan untuk peserta didik baru yaitu Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Masa Orientasi Kepramukaan (MOK), selanjutnya para peserta didik baru melaksanakan kegiatan terakhir untuk resmi menjadi siswa/i SMK Negeri 4 Kuningan, yaitu Pendidikan Latihan Disiplin Siswa (PLDS).

Setelah dua tahun tidak ada kegiatan PLDS dikarenakan pandemi sedang marak-maraknya. Alhamdulillah, pada kesempatan tahun ini kembali diadakan kegiatan PLDS secara luring dengan seluruh peserta didik baru tahun ajaran 2022/2023 yang menjadi peserta dan para pengurus pengajar yang menjadi panitia. Bertempat di lapang belakang depan Aula kebanggaan warga SMK Negeri 4 Kuningan. Senin, 25 Juli 2022, diawali dengan Apel Pagi atau Upacara Pembukaan yang dimulai pada pukul 07.00 WIB, yang menjadi pembina upacara pada kegiatan ini yaitu Wakasek Kesiswaan Wawan Hermawan, S.Pd sekaligus menjadi perwakilan kepala sekolah untuk membuka secara resmi kegiatan PLDS Tahun 2022.

Kegiatan PLDS dilaksanakan selama 4 hari, dimulai dari tanggal 25 Juli 2022 sampai dengan 28 Juli 2022 bekerja sama dengan Anggota TNI AD Koramil 1508/Cidahu sebagai pelatih kegiatan PLDS Tahun 2022 dengan menyampaikan tiga macam materi yakni materi PBB (Pelatihan Baris Berbaris), Kedisiplinan, dan Motivasi.

Kegiatan ini diajarkan kepada siswa untuk memahamkan siswa secara langsung tentang disiplin, kerja sama, kekompakan, dan solidaritas ditengah-tengah keberagaman yang mutlak ada. Disamping itu, pelatihan ini untuk menumbuhkembangkan kesadaran terhadap peraturan baris berbaris secara baik dan benar. Menurut salah seorang pelatih, jika hal ini terus menerus dilakukan, maka secara berlahan kedisiplinan akan menjadi budaya yang melekat di dalam diri siswa. Kebudayaan disiplin ini akan mampu mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan siswa, seperti kemauan belajar, kemampuan beradaptasi, kemampuan memilah mana yang baik dan mana yang salah serta kemampuan mengintropeksi diri secara matang. Para pelatih juga menganjurkan untuk mencapai kesempurnaan sikap atau karakter disiplin harus ditopang oleh ilmu dan praktek agama yang baik dan benar sebagai pondasi pembentukan karakter manusia. Untuk itu kedua aspek tersebut harus dicanangkan secara seimbang dan berkelanjutan agar budaya disiplin itu berkembang sejalan dengan kesadaran diri siswa-siswi.

Disamping poin yang dipaparkan di atas, Anggota TNI AD yang bertindak sebagai pelatih kedisiplinan ini berpendapat bahwa pihak sekolah harus turut menunjukkan sikap disiplin terlebih dahulu agar bisa menjadi contoh yang baik bagi siswa. Dalam paparannya beliau menekankan bahwa kedisiplinan bukan berbentuk tertulis melainkan tindakan taat kepada aturan tertulis yang disepakati. Dalam istilah lama diketahui “Guru kencing berdiri, maka murid kencing berlari”. Artinya adalah bahwa hal-hal buruk yang diadopsi dan diaplikasikan siswa dalam kehidupannya karena dipengaruhi oleh contoh buruk yang ditampilkan orang-orang tertentu di sekelilingnya, dalam hal ini termasuk apa yang ditunjukkan oleh orang tua mereka di rumah, guru mereka di sekolah dan teman-teman mereka di lingkungan masyarakat.

Dengan adanya kegiatan ini, tentu harapan semua pihak adalah adanya perubahan sikap siswa yang belum baik menjadi baik, dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Tujuan jangka pendek kegiaatn ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dalam arti bahwa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah itu dibatasi oleh sekian banyak aturan atau tata tertib siswa, maka dari itu seluruh siswa harus bisa menyesuaikan atau beradaptasi dengan segala peraturan tersebut. Jika seluruh siswa didalam diri masing-masing sudah memiliki kesadaran untuk berlaku disiplin, maka otomatis kegiatan belajar mengajar di sekolah akan berjalan lancar dan tertib. Sedangkan untuk tujuan jangka panjang adalah latihan kedisiplinan akan berdampak positif bagi para siswa dimanapun dia berada selalu mengikuti aturan karena di dalam dirinya sudah memiliki kesadaran untuk berdisiplin.

"Dengan kegiatan ini diharapkan anak lebih meningkatkan kesadarannya untuk disiplin bukan karena orang lain, disiplin adalah tuntutan diri sendiri bukan karena dituntut oleh orang lain, disiplin tidak identik dengan kekerasan, maka dari itu persepsinya harus diubah untuk bisa menjadi disiplin tidak selalu harus dengan kekerasan atau pembelajaran yang kaku" ujar Wakasek Kesiswaan Wawan Hermawan, S.Pd.

PLDS 2022
"Sukseskan PLDS 2022, Siapkan Generasi Tangguh Yang Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Produktif".

Dokumentasi kegiatan : klik disini.